Penulis :
LYNN
DOMBROWSKI, GILLIAN R. HAYES, and MELISSA MAZMANIAN,
University
of California, Irvine
AMY VOIDA, Indiana University, IUPUI
URL/DOI : http://dx.doi.org/10.1145/2559985
Abstract :
In
this article, we present the results of a study examining challenges related to
access and trust for nutrition assistance outreach workers and suggest design
implications for these challenges. Outreach workers are E-government intermediaries who assist clients with accessing and
using E-government online
applications, sistems, and services. E-government
intermediaries are not typical end users; they use E-government sistems on behalf of clients, and as such their
challenges differ from those of primary users. We detail social and technical
aspects of these challenges to develop a nuanced understanding of access and
trust in the ecosistems surrounding E-government
sistems. First, we describe how the practical accomplishment of access involves
multiple stakeholders, actors, and practices. Second, we highlight how trust
emerges through the E-government
intermediaries’ work to project themselves as professional and competent
through their technical practice. Last, we propose design implications
sensitive to both the social and technical aspects of
these challenges.
Pengkaji : Rifka Saskia Nurunnisa
Ulasan :
E-government adalah studi tentang penggunaan teknologi yang
mendukung operasi internal pemerintah untuk melibatkan masyarakat dan
meningkatkan akses pada layanan pemerintah. Sehingga E-government diharapkan mampu meningkatkan hubungan antara
masyarakat dengan pemerintah. Dalam penelitian yang ditulis dalam artikel
tersebut menyatakan bahawa sistem E-government
bertanggung jawab untuk melayani semua masyarakat.
Dalam artikel dikatakan bahwa terdapat empat rintangan untuk mengakses dan menggunakan sistem E-government yang dihadapi oleh masyarakat, yaitu awareness, usefulness, trust and digital divide. Awareness adalah bagaimana individu memahami tentang sistem E-government dan manfaat dari penggunaan E-government. Usefulness adalah bagaimana individu percaya bahwa E-government akan memberikan nilai yang berarti untuk masyarakat. Trust (kepercayaan) akan ada ketika seseorang yakin adanya kebenaran dan integritas dalam sistem tersebut. Digital divide dapat diartikan adanya perbedaan antara individual yang menggunakan teknologi dan yang tidak menggunakan teknologi. Dalam menghadapi hambatan tersebut terdapat E-government Intermediaries atau disebut juga outreach workers yang menjadi perantara dari klien (masyarakat) dalam mengakses E-government. Mereka membantu individu untuk mengisi aplikasi, menginterpretasi respon dari layanan sosial, mengajukan informasi tambahan dan mengajukan permohanan ulang jika ditolak.
Untuk membuat aplikasi online, outreach
workers harus mengatasi tantangan dalam dua hal yaitu akses dan
kepercayaan. Akses tidak hanya tentang penggunaan komputer dan dapat menggunakan
internet, tetapi juga tentang sosial dan organisasi yang dapat melingkupi
pelatihan yang berbeda-beda dengan tujuan menciptakan dan menjamin akses.
Kepercayaan juga termasuk persepsi dari kemampuan dan profesionalitas.
Untuk memahami tantangan tentang akses, perlu dibedakan antara akses fisikal dan negosiasi akses. Akses fisikal ada ketika seseorang memiliki sumber daya dan infrastuktur yang konsisten, yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem E-government. Sedangkan negosiasi akses meliputi sosial dan organisasi yang melibatkan keberhasilan untuk mengakses dan menggunakan sistem E-government. Untuk mengatasi masalah akses dapat menggunakan beragam strategi seperti: memisahkan informasi dan koleksi data untuk dimasukkan ke dalam permohonan online, menggunakan teknologi pribadi untuk kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memanfaatkan infrasturktur melalui hubungan sosial dan organisasi.
Kepercayaan dari klien sangat
dibutuhkan untuk membantu outreach
workers dalam proses permohonan. Tantangan dalam mendapatkan kepercayaan
pertama adalah menguraikan sosial aspek dalam kepercayaan, yang ditandai dengan
bagaimana outreach workers
menunjukkan tentang profesionalitas, kompeten dan pantasnya mendapatkan
kepercayaan dari klien. Kedua adalah menjelaskan bagaimana menghadapi situasi
ketika teknologi tidak bekerja seperti yang diharapkan. Dalam membangun
kepercayaan membutuhkan jalan yang panjang yang dibangun dengan interaksi antar
klien dengan outreach workers. Maka
dari itu, outreach workers memiliki
dua strategi untuk terlihat professional. Pertama, mereka mencoba menjaga
informasi klien dengan aman. Dan yang kedua mereka berkomunikasi dengan klien
tentang bagaimana mereka menjaga informasi yang sensitif dengan aman. Untuk
tetap menjaga kepercayaan dari klien, outreach
workers menunjukkan mereka memiliki pengetahuan tentang program pemerintah
yang membantu nutrisi termasuk pengetahuan tentang aplikasi online.
Rekomendasi desain yang ditulis
dalam artikel untuk mendukung outreach
workers dengan komunitinya adalah:
(1)
Keterbatasan infrastuktur yang penting
harus diasumsikan dalam layanan E-government.
Maka dari itu, dengan membangun teknologi yang bekerja tanpa konektivitas
konstan akan meningkatkan ketahanan dan utilitas dari layanan ini.
(2)
Rancangan layanan E-government untuk penduduk berpenghasilan rendah harus mendukung
teknologi berbasis mobile karena orang
dengan mudah mengakses layanan ini.
(3)
E-government
intermediaries memberikan peran yang penting bagi
masyarakat dan harus diintegrasikan ke dalam desain layanan E-government.
(4)
Mengingat sifat sosial, penulis
merekomendasikan bahwa penelitian selanjutnya harus mengeksplorasi bagaimana informasi dapat disebarkan dan
menyelidiki teknis dan non-teknis yang dapat mempererat hubungan antara intermediaries dengan klien.
(5)
Desain harus dapat mendukung
pendidikan yang lebih lanjut untuk intermediaries
melalui sistem berbagai praktik dan tetap memberitahukan perubahan pada program
yang mana mereka sedang bekerja.
Blog yang saya komentari:
http://fikar.co/estrellita-a-mobile-capture-and-access-tool-for-the-support-of-preterm-infants-and-their-caregivers/
http://hamidatulkhairat.blogspot.com/2015/06/kajian-artikel-ilmiah-imk-introduction_21.html
http://zahratulrahmii.blogspot.com/2015/06/kajian-artikel-ilmiah-imk-on-benefits.html
Blog yang saya komentari:
http://fikar.co/estrellita-a-mobile-capture-and-access-tool-for-the-support-of-preterm-infants-and-their-caregivers/
http://hamidatulkhairat.blogspot.com/2015/06/kajian-artikel-ilmiah-imk-introduction_21.html
http://zahratulrahmii.blogspot.com/2015/06/kajian-artikel-ilmiah-imk-on-benefits.html
Ulasan penulis terkait e-goverment begitu menarik. Saya setuju dengan ulasan penulis, e-goverment sebaiknya harus mampu melayani masyarakat dan mampu meningkatkan akses masyarakat ke layanan pemerintah.
ReplyDeleteSaya setuju dengan ulasan penulis tentang rintangan dalam mengakses e-government diantaranya trust yaitu kepercayaan user terhap kebenaran dan integritas sistem
ReplyDeletemengkomunikasikan kepada masyarakat bagaimana pemerintah menjaga informasi masyarakat dengan aman akan membuat masyarakat merasa lega dan meningkatkan kepercayaannya.adanya kepercayaan dari masyarakat tentu akan berakibat baik pada kinerja pemerintah. bagus sekali pembahasannya.
ReplyDeleteE-Government sangat penting untuk disosialisasikan pada masyarat, apalagi untuk zaman yang serba canggih seperti sekarang. Tetapi, tantangan utama adalah kalangan masyarakat yang berbeda-beda, sehingga menghambat jalannya E-Government. Kajian penulis akan jurnal ini sangat bagus sekali.
ReplyDeletesaya sangat setuju dengan ulasan Rifka, untuk era globalisasi seperti ini e-goverment sangat dibutuhkan tetapi masih banyak pelayanan yang harus dibenahi
ReplyDelete